Tak Disebut di Program Strategis Gubernur Koster, Tabanan Minta Pabrik Penyosohan Beras Terbesar di Bali

14 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Hampir seluruh kabupaten/kota di Bali mendapat proyek infrastruktur strategis Pemerintah Provinsi Bali ini. Bahkan, Kabupaten Karangasem yang dipimpin Bupati non kader PDIP pun mendapat proyek strategis Kawasan Terpadu Pelabuhan Amed, dan beberapa proyek infrastruktur lain.

Di samping itu, Gubernur Koster juga mengeluarkan Tabanan dari kawasan pertumbuhan ekonomi Sarbagita menjadi Sarbagia (Denpasar, Badung, Gianyar). “Sarbagia karakter wilayahnya hampir sama. Kalau Tabanan karakternya beda, mirip-mirip Buleleng, Karangasem, Klungkung dari PAD-nya,” jelasnya.

Dikeluarkannya Tabanan dari kawasan Sarbagita tidak menjadi masalah. Akan tetapi, tidak disebutnya Tabanan dalam daftar proyek strategis ‘Ngider Bhuwana’ tersebut jadi perbincangan di lingkungan pemerintahan Tabanan, khususnya Anggota DPRD, seperti yang didengar NusaBali.com, Rabu siang di lapangan.

Ditanya soal Tabanan yang tidak kebagian proyek strategis Gubernur Koster ini, Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menjawab secara diplomatis. Meski begitu, Bupati Sanjaya tetap mengingatkan jasa Tabanan dalam memenangkan Koster-Giri di Pilgub 2024 lalu.

“Bapak Gubernur sudah menyampaikan, tadi beliau lupa menyampaikan di proyek-proyek strategis, mudah-mudahan dievaluasi kembali. Saya tadi sudah sempat singgung, biar nanti masyarakat Tabanan tidak kecewa,” ungkap Sanjaya kepada NusaBali.com, Rabu siang usai acara.

Tabanan berkontribusi memenang Koster-Giri di Pilgub Bali 2024 lalu. Sebanyak 67,03 persen suara sah di Tabanan menjadi milik Koster-Giri. Ini jadi kemenangan terbesar ketiga setelah Bangli dan Gianyar. Oleh karena itu, Sanjaya menegaskan bahwa Tabanan bukan saja lumbung beras, tetapi juga lumbung suara.

“Sehingga, tatkala Pak Wayan Koster sudah menjadi Gubernur dan Pak Giri jadi Wakil Gubernur, biar kontribusi pembangunan juga (ada) ke Tabanan,” tegas Sanjaya, Bupati Tabanan dua periode ini.

Kata Bupati bergelar doktor dari IHDN Denpasar (sekarang UHN IGB Sugriwa Denpasar) ini, Tabanan tidak meminta proyek pembangunan yang muluk-muluk. Cukup proyek strategis yang sesuai dengan rohnya Tabanan yakni sebagai jantung pertanian Pulau Dewata.

Sejak lama Tabanan mendambakan pabrik rice milling unit (RMU) atau penyosohan beras. Ini pun disebut sudah lama diusulkan ke Gubernur Koster. Sebab, Bali belum mandiri di pasar beras padahal mampu memproduksi gabah. Hal ini disebabkan gabah produksi lokal dikirim ke luar untuk diolah karena lebih murah dan teknologinya yang lebih baik.

“Kami kan di sektor pertanian. Harapan kami, sudah lama kami mengusulkan, yaitu membangun penyosohan beras terbesar di Bali. Jadi, masyarakat di seluruh Bali yang punya gabah, pertanian, nanti datang ke Tabanan untuk menyosoh beras maupun beli pakan ternaknya di Tabanan,” jelas Sanjaya.

Program pembangunan pabrik penyosohan beras ini diinisiasi Bupati Sanjaya dan bisa saja dicampuri Gubernur Koster, seperti proyek stadion internasional di Bangli. Proyek yang bermula dari kerja sama Bangli-Badung tersebut dijadikan program provinsi dan menjadi Pusat Olahraga Provinsi Bali di Kabupaten Bangli.

Selain pabrik penyosohan beras terbesar di Bali, Tabanan juga mengusulkan pembangunan storage atau gudang penyimpanan pertanian. Fasilitas ini memungkinkan hasil panen seperti buah, sayur, dan bunga disimpan lebih lama. Hasil panen tersebut dapat dikeluarkan sewaktu-waktu untuk menurunkan laju inflasi.

“Kami mohon perhatian Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur, biar Tabanan betul-betul juga diangkat sehingga salah satunya juga akan mendongkrak PAD kami di Kabupaten Tabanan, khususnya di sektor pertanian,” imbuh Sanjaya yang juga Ketua DPC PDIP Tabanan ini.

Sanjaya menegaskan, Tabanan hanya perlu dikuatkan sektor pertaniannya dengan membangun semua subsektornya dari hulu sampai hilirisasi. Bukan menambah jumlah hotel dan restoran karena, kata dia, 70 persen wilayah Tabanan adalah lahan produktif. *rat
Read Entire Article