ARTICLE AD BOX
Jakarta, Gizmologi – Dalam era pemasaran digital yang terus berkembang, AI menjadi alat yang tak terhindarkan bagi bisnis yang ingin meningkatkan efisiensi. Dari optimasi iklan hingga interaksi pelanggan yang lebih personal, AI menawarkan solusi cerdas yang dapat mendorong pertumbuhan bisnis. Namun, tantangan terbesar dalam penerapan AI adalah menemukan keseimbangan antara otomatisasi dan interaksi manusia yang autentik.
Pavel Yurovitsky, CEO KIT Global yang juga pakar digital marketing, menekankan bahwa AI seharusnya menjadi alat pendukung, bukan pengganti kreativitas manusia. “AI dapat menganalisis data dalam jumlah besar dengan cepat, tetapi kreativitas dan empati tetap menjadi elemen yang tidak tergantikan dalam pemasaran,” ujarnya. Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk memanfaatkan AI dengan strategi yang tepat agar tidak kehilangan koneksi emosional dengan pelanggan.
Meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi dan kinerja pemasaran, penggunaannya yang berlebihan tanpa mempertimbangkan faktor psikologis dapat menyebabkan komunikasi yang kaku dan tidak personal. Oleh karena itu, bisnis harus menemukan strategi penerapan AI yang tidak hanya efektif, tetapi juga tetap mempertahankan aspek humanis dalam interaksi dengan pelanggan.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Bersama Vony Tjiu: Red Hat Indonesia Siap Dorong Transformasi Digital
Efisiensi AI: Meningkatkan Performa dan Menghemat Waktu

Salah satu manfaat utama AI dalam pemasaran digital adalah kemampuannya untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang sebelumnya membutuhkan banyak tenaga manusia. Dengan AI, berbagai proses pemasaran dapat berjalan lebih cepat dan efisien.
Sebagai contoh, sebuah e-commerce yang menjual perlengkapan kamar mandi kini menggunakan chatbot berbasis AI untuk menangani lebih dari 80% pertanyaan pelanggan. Dengan otomatisasi ini, mereka berhasil mengurangi beban kerja tim customer service sekaligus meningkatkan responsivitas dan kepuasan pelanggan.
Selain itu, AI juga semakin berperan dalam pemasaran konten. Banyak platform menggunakan AI untuk menganalisis tren, membuat headline yang menarik, serta menentukan waktu publikasi yang paling efektif berdasarkan pola perilaku pengguna. Hal ini memungkinkan tim kreatif untuk lebih fokus pada strategi dan inovasi dibandingkan tugas administratif yang repetitif.
Tantangan Adopsi AI di Indonesia
Meskipun AI menawarkan banyak keuntungan, penerapannya di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Berdasarkan laporan MMA Indonesia, sebagian besar bisnis di Indonesia masih dalam tahap eksplorasi dalam penggunaan AI. Faktor utama yang menghambat adopsi AI adalah kurangnya pemahaman tentang penerapan yang efektif serta persepsi bahwa biaya implementasi AI sangat tinggi.
“Banyak bisnis yang tertarik menggunakan AI tetapi tidak tahu harus mulai dari mana. Salah satu kesalahan umum adalah mengadopsi AI hanya karena tren, tanpa memiliki tujuan yang jelas,” kata Yurovitsky. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami kebutuhan spesifik mereka sebelum mulai mengintegrasikan AI dalam strategi pemasaran.
Salah satu tren AI yang mulai berkembang di Indonesia adalah penggunaan chatbot untuk layanan pelanggan. Banyak perusahaan telah mengintegrasikan chatbot di situs web dan media sosial mereka guna meningkatkan efisiensi dalam menanggapi pertanyaan pelanggan. Namun, jika chatbot terlalu kaku atau tidak bisa menangani pertanyaan kompleks, justru dapat menyebabkan pengalaman pelanggan yang buruk dan frustrasi.
Strategi Menerapkan AI dengan Pendekatan Seimbang
Untuk mengadopsi AI dengan efektif, perusahaan harus memiliki strategi yang jelas. Langkah pertama adalah mengidentifikasi area yang paling membutuhkan peningkatan efisiensi, seperti layanan pelanggan, optimasi iklan, atau personalisasi konten.
Menurut Yurovitsky, implementasi AI sebaiknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari satu area dengan dampak terbesar sebelum diperluas ke strategi lainnya. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk menguji efektivitas AI tanpa mengambil risiko besar terhadap keseluruhan operasional bisnis.
Selain itu, AI seharusnya tidak menggantikan tim manusia sepenuhnya. Sementara AI dapat menangani tugas-tugas repetitif, aspek kreatif dan strategis tetap memerlukan sentuhan manusia. Oleh karena itu, bisnis harus memastikan bahwa AI hanya menjadi alat bantu yang mendukung kerja tim pemasaran, bukan menggantikannya secara keseluruhan.
Masa Depan AI dalam Digital Marketing
AI diperkirakan akan semakin terintegrasi dalam strategi pemasaran digital. Namun, kesuksesan penerapan AI tidak hanya bergantung pada kemampuannya dalam mengolah data, tetapi juga pada bagaimana AI dapat meningkatkan pengalaman pelanggan dengan cara yang lebih personal dan relevan.
“AI yang paling efektif bukan hanya yang dapat memproses data, tetapi juga yang mampu memahami pelanggan, berbicara dengan bahasa mereka, dan membangun hubungan jangka panjang,” ujar Yurovitsky. Pada akhirnya, pemasaran digital tetap berpusat pada manusia, bukan hanya sekadar angka dan algoritma.
Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat menjadi alat yang sangat berharga dalam meningkatkan efisiensi pemasaran digital tanpa mengorbankan interaksi manusia. Bisnis yang mampu menemukan keseimbangan ini akan memiliki keunggulan kompetitif dalam menghadapi perubahan pasar yang semakin dinamis.
Artikel berjudul Pavel Yurovitsky: AI Bisa Membantu Banyak Hal, Tapi Harus Tetap Kreatif dan Skeptis yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id